Apalah
arti dari kata “terima kasih” yang ada di dalam benak kalian? Sebuah ucapan
yang sederhana namun kadang punya lebih dari satu makna yang banyaknya sampai
saya tak tau berapa jumlah banyaknya.
Apakah
kita mengucapkan kata “terima kasih” hanya sebagai formalitas kehidupan saja?
Formalitas dimana ketika seseorang telah membantu, memberi, mencintai, dan
menghargai kita atau bahkan sebaliknya. Sebuah formalitas yang tanpa kita
sadari ternyata memang menjadi suatu kebiasaan atau sebuah budaya yang mungkin
boleh dikategorikan sebagai suatu hal yang positif. Sebuah kebiasaan positif
yang sudah turun-temurun diwariskan oleh orang tua kita sejak kita kecil,
berharap kita selalu menghargai orang lain agar kita selalu berprilaku baik dan
santun.
Ketika
pelajaran mengenai “terima kasih” telah diajarkan oleh orang tua kita, lalu
bagaimana dengan seseorang yang mungkin tidak pernah mendapatkan pelajaran
berharga tersebut? Apakah kelak dia akan menjadi orang yang tidak berprilaku
santun dan tidak dapat menghargai orang lain? Dan apakah seseorang yang sudah
mendapatkannya dapat mengerti arti sesungguhnya ketika ia menjadikan pelajaran
tersebut tidak hanya sekedar didikan dari orang tuanya?
Ada
banyak faktor mengapa banyak pertanyaan muncul dan berterbangan ketika saya
memikirkan hal ini. Tidak ada satupun Negara di dunia ini yang tidak punya kata
yang mempunyai arti kata “terima kasih” dalam bahasanya. Itu artinya “terima
kasih” dapat diartikan sebagai bentuk ucapan dari rasa syukur manusia.
Tapi
bagaimana ketika kata “terima kasih” tersebut diucapkan karena adanya unsur
keterpaksaan? Karena munculnya rasa canggung, kasihan, tidak tega, dan hal-hal
aneh lain yang menjadikan “terima kasih” tersebut menjadi sebuah kata yang harus
dipaksakan untuk keluar dari diri kita. Aneh memang ketika keterpaksaan itu
muncul, tapi sungguh naïf ketika fakta itu memang benar adanya, dan sangat
disayangkan sekali ketika sebuah rasa syukur harus menjadi sebuah keterpaksaan
yang tak berarti. Ibarat sebuah kertas putih bertuliskan kata “terima kasih”
yang ditulis menggunakan kapur putih, maka kata “terima kasih” tersebut ada tapi
tidak dapat terlihat maknanya.
Apapun bentuk niat, maksud, tujuan, makna dan alasan yang kita punya untuk mengungkapkan kata "terima kasih" tidaklah penting dibandingkan jika kita tidak pernah berusaha untuk mengungkapkannya sama sekali.
No comments:
Post a Comment